Senin, 16 Juli 2018

orang tua


Ceramah Agama bakti kepada orang tua

Assalamu’alaikum WR.WB

اَلْحَمْدُ اللهَ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَغِينَ عَلَى أُمُوْرِالدَّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفَ الأَنَبِيَإِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مَحَمَّدٍ خَاتَمِ لنَّبِيِّيْنَ وَعَلَى الهِ وَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْن. أَمَّابَعْدُ

          Pertama marilah sama-sama kita mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan Pengasih dan penyayang-Nya itu diciptakan-Nya tujuh lapis langit tanpa tiang tujuh lapis bumi sebagai hamparan kekuasaan, dan di sana bernaung hamba-hamba-Nya tunduk dibawah kekuasaan-Nya tunduk tanpa pangkat sujud tanpa derajat dan di sana pula mereka bernaung diatas puing-puing kehancuran dan tidak sedikit diatas kemelaratan.
            Buat langkah yang kedua shalawat dan salam tetap  terlimpahkan buat Nabi kita Muhammad SAW yang bergelarkan Al-Amin yang bertitelkan Habibullah yang bermandikan darah beraliran keringat demi menegakkan panji-panji keislaman dimuka bumi ini.
            Yang sama-sama kita hormati para dewan juri, bapak/ibu guru dan kaum Muslimin dam muslimat.
            Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan memberikan judul pidato saya yang berjudul
“ Anjuran Berbakti Kepada Orang Tua Sebagai ladang Amal di Dunia dan Akhirat”
            Kaum muslimin muslimat yang berbahagia
            Kewajiban seseorang setelah beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah berbakti kepada kedua orang tua. Orang tua  yang melahirkan kita kedunia, dan mengasuh kita dari kita kecil hingga dewasa, bahkan orang tua yang mengajarkan kita tentang akhlak dan agama, sehingga kita bisa di terima oleh masyarakat. Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat Al-Luqman : 14
وَصَيْنَا الإنْسَانَ بِوَالَدَيْنَ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفَصَا لُهُ فِي عَا مَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَا لِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ.
Artinya: Dan kami perintahkankepada manusia (berbuat baik)  kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya alam keadaan lemah hyang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hnya kepada-Kulah kembalimu.(Q.S Luqman:14)
            Dari ayat diatas dapat kita ambil maknanya, bahwa kita benar-benar di perintahkan oleh Allah SWT untuk berbakti kpada kedua orang tua kita , terutama ibu yang telah mengandung selama Sembilan bulan sepuluh hari, menahan lelah, kesakitan, dan selalu menahan apa yang dirasakannya tetapi dia tetap tersenyum dan bahagia.
            Setelah lair ibu merasa bahagia melihat tangisan dan seyuman bayinya, bahkan saat malam tiba ia rela terbangun demi kenyenyakan buah hatinya. Betapa besar pengorbanan ibu kepada kita. Tidak hanya sampai disitu, pada saat kita dewasa pun orang tua kita tetap memberikan kasih saying kepada kita, membimbing, mengajarkan kita akan maknanya hidup ini.
            Tidak hanya ibu, ayah juga demikian ayah mencari nafkah, bekerja dari pagi sampai siang demi mengidupi keluarga dengan sesuap nasi, menjaga ketenangan dan kenyamanan keluarganya.
            Maka oleh karena itu, kita harus berbakti kepada orang tua dan juga kita harus mengharapkan ridho orang tua dari setiap apa yang kita lakukan, tidak durhaka kepadanya. Sebagaimana hadis Nabi :
 رِضَ اللهُ فِي رِضَ الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهُ فِي سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ
Artinya : ridho Allah SWT tergantung pada ridho kedua orang tua dan murka Allah SWt tergantung pada murka orang tua (HR Turmudzi dari Ibnu Amr).
            Hadis diatas menekankan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setiap anak, bahwa dalam ahadis diatas juga di terangkan Ridho Allah tergantung pada rodho orang tua, begitu juga sebaliknya, maka selalulah mencari Ridho Allah dan ridho orang tua sebagai lading amal di dunia dan akhirat, janganlah mencari murka Allah dan selalu mengerjakan perintah-Nya, dan berbaktilah keapad orang tua dengan tidak melukai perasaannya.
            Kaum Muslimin, muslimat yang berbahagia
             Berbakti kepada orang tua dapat kita kaitkan dengan kisah salah seorang Nabi, yaitu nabi Ismail AS yang dikenal dengan ketaatan dan kecintaannya kepada Allah dan orang tuanya. Nabi Ismail ASselalu melaksanakan perintah Allah tanpa ragu sedikit pun, dan selalu menjauhi larangan-nya. Begitu juga dengan berbakti kepada orang tuanya. Dia senantiasa mentaati orang tua selama perintah orang tua tidak bertentangan dengan agama, bahkan ketika Allah SWT menyuruh ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Ismail AS, Nabi Ismail AS tetap menjalankannya karena itu perintah dari Allah Swt, dan dengan ketulusan hati terhadap perintah Allah dan berbakti kepada orang tuanya, ketika hendak disembelih Nabi Ismail AS diganti dengan seekor kambing yang besar, dan kisah inilah awal mulanya perintah berkurban.
            Jadi apa kaitannya kisah Nabi Ismail dengan berbakti kepada orang tua ??????????
            Nabi Ismail tetap menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya dengan senang hati. Maka kita sebagai anak hendaklah meniru perbuatan Nabi Ismail AS. Kita sebagai anak jangan lah melukai perasaan orang tua dengan menyinggungnya, berkata-kata kotor, karena itu adlah perbuatan yang menjerumuskan kita kepada neraka dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk itu kita sebagai anak hendaklah :
o   Selalu menjalankan apa yang diperintahkan orang tua selagi perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.
o   Selalu membahagiakan orang tua
o   Selalu mendoakan mereka
Semua apa yang kita lakukan agar mendapatkan pahala dan ridho daro Allah SWT

Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan . mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian. Sebelum saya tutup saya berpesan :

أُنظُرْ مَا قَالَ وَلآ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ.
Yang artinya perhatikanlah apa yang dibicarakan jangan perhatikan siapa yang berbicara
            Assalamu’alaikum WR.WB

Kamis, 28 April 2016

UMI RIZWA: :: HIKMAH ATAS UJIAN DARI ALLAH YANG DATANG BERTUB...

UMI RIZWA: :: HIKMAH ATAS UJIAN DARI ALLAH YANG DATANG BERTUB...: بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم Orang-orang yang sungguh-sungguh ingin kembali kepada Allâh SWT akan menghargai masal..

Ya Allah,,,
Sungguh Berat Ujian- ujian Ini..
semoga ini semakin memperkuat Iman dan keteguhan Hamba Kepada MU ya Allah..

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Al Anbiya [21]:35)
Bahkan lebih lanjut mereka akan merasakan masalah-masalah kehidupan ini sebagai anugerah dari Allâh SWT, karena ia sadar sepenuhnya bahwa masalah-masalah tersebut merupakan cermin-cermin yang diberikan oleh-Nya untuk menunjukkan keburukan-keburukan yang tersembunyi dan tidak disadari.

Dan Allâh (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allâh Maha Mengetahui segala isi hati. (QS. Aali Imraan [3]:154)

Dengan masalah-masalah kehidupan itulah Allâh membersihkan seseorang dari dosa-dosa dan kesalahan. Dengan masalah-masalah kehidupan itu pula Allâh membentuk orang per orang untuk menjadi sesuai dengan untuk apa ia dihadirkan ke dunia. Bagaikan besi yang ditempa, karat-karat luruh dibakar api, dan dengan api itu pula besi menjadi lunak sehingga dapat dibentuk menjadi pedang, tombang dan lain sebagainya. Proses pendidikan Allâh Subhana wa Ta'ala ini berlaku sepanjang hayat masih dikandung badan. Bukanlah hanya sekali atau dua kali.
Semoga Allah Ta'ala senantiasa membimbing kita dan menyampaikan kita pada ampunan, rahmat serta ridha Nya. Aamiin
.

Kamis, 09 Juli 2015

silahkan

cara Membedakan Hadist Palsu,dhaif Dan Shahih
“Membedakan Hadist Palsu,dhaif Dan Shahih…!?” ketegori Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Ustadz, Ana mau tanya, bagaimana kita bisa tahu kalau hadist itu paslu, lemah atau dhaif serta shahih, karena ada teman yang bertanya, kalau dilihat berdasarkan perawinya atau yang meriwayatkannya, bukankah mungkin itu sifatnya subjektif? Dan hadist itu kan dibukukan jauh setelah Rasulullah wafat. Mungkin itu aja yang ana tanyakan. Jazakallah

WAssalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Lili Suheli

Jawaban

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Yang bisa menetapkan status sebuah hadits bukanlah kita yang awam ini, melainkan para ulama hadits. Mereka saja yang punya kapasitas, legalitas, otoritas dan tools untuk melakukannya. Dan buat kita, cukuplah kita membaca karya-karya agung mereka lewat kitab-kitab hasil naqd mereka.

Menetapkan status suatu hadits dikenal dengan istilah al-hukmu ‘alal hadits. Upaya ini adalah bagian dari kerja besar para ulama hadits . Mereka punya sekian banyak kriteria dalam menentukan derajat suatu hadits.

Secara umum, studi ini dilakukan pada dua sisi. Yaitu sisi para perawinya dan juga sisi matan haditsnya, atau isi materinya. Jadi yang dinilai bukan hanya salah satunya saja, melainkan keduanya.

Keshahihan suatu hadits akan dinilai pertama kali dari masalah siapa yang meriwayatkannya. Dan yang dinilai bukan hanya perawi pada urutan paling akhir saja. Akan tetapi mulai dari level pertama yaitu para shahabat, kemudian level kedua yaitu para tabi’in, kemudian level ketiga yaitu para tabi’it-tabi’in dan seterusnya hingga kepada perawi paling akhir atau paling bawah.

Nama para perawi paling akhir itu adalahyang sering kita dengar sebagai hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Majah, At-Tirmiziy, Abu Daud dan lainnya. Akan tetapi, yang dijadikan ukuran bukan semata-mata para perawi di level paling bawah atau paling akhir saja. Melainkan keadaan para perawi dari level paling atas hingga paling bawah dijadikan objek penelitian. Khususnya pada level di bawah para shahabat. Sebab para ulama sepakat bahwa para shahabat itu seluruhnya orang yang ‘adil dan tsiqah. Sehingga yang dinilai hanya dari level tabi’in ke bawah saja.

Satu persatu biografi para perawi hadits itu diteliti dengan cermat. Penelitian dipusatkan pada dua kriteria. Yaitu kriteria al-’adalah dan kriteria
adh-dhabth.

a. Kriteria
al-’adalah

Kriteria pertama adalah masalah ‘adalah. Maksudnya sisi nilai ketaqwaan, keIslaman, akhlaq, ke-wara’-an, kezuhudan dan kualitas pengamalan ajaran Islam. Kriteria ini penting sekali, sebab ternyata kebanyakan hadits palsu itu lahir dari mereka yang kualitas pengamalan keIslamannya kurang.

Misalnya mereka yang sengaja mengarang atau memalsu hadits demi menjilat penguasa. Atau demi kepentingan politik dan kedudukan. Atau untuk sekedar mengejar kemasyhuran. Orang-orang yang bermasalah dari segi al-’adalah ini akan dicatat dan dicacat oleh sejarah. Mereka akan dimasukkan ke dalam daftar black-list bila ketahuan pernah melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan aqidah, akhlaq dan etika Islam.

Bahkan para ulama sampai melahirkan disiplin imu khusus yang disebut ilmu al-jarhu wa at-ta’dil. Ilmu ini mengkhususkan diri pada database catatan hitam seseorang yang memiliki cacat atau kelemahan. Orang-orang yang dianggap cacat mendapatkan julukan khas dalam ilmu ini. Misalnya si fulan adalah akzabun nass , fulan kazzab , si fulan matruk dan sebagainya.

b. Krieria adh-dhabth

Kriteria adh-dhabth adalah penilaian dari sisi kemampuan seorang perawi dalam menjaga originalitas hadits yang diriwayatkanya. Misalnya, adakah dia mampu menghafal dengan baik hadits yang dimilikinya. Atau punyakah catatan yang rapi dan teratur. Sebab boleh jadi seorang perawi memiliki hafalan yang banyak, akan tetapi tidak dhabith atau tidak teratur, bahkan boleh jadi acak-acakan bercampur baur antara rangkaian perawi suatu hadits dengan rangkaian perawi hadits lainnya.

Biasanya dari sisi adh-dhabth ini para perawi memang orang yang shaleh. Tetapi kalau hafalan atau database periwayatan haditsnya acak-acakan, maka dia dikatakan tidak dhaabith. Cacat ini membuatnya menempati posisi lemah dalam daftar para perawi hadits. Hadits yang diriwayatkan lewat dirinya bisa saja dinilai dha’if atau lemah.

Kebutuhan pada Ensiklopedi Hadits Lengkap

Untuk mendapatkan kumpulan hadits yang shahih, kita bisa membuka kitab yang disusun oleh para ulama. Di antara yang terkenal adalah kitab Ash-Shahih yang disusun oleh Al-Imam Al-Buhkari dan kitab Ash-Shahih yang disusun oleh Imam Muslim. Akan tetapi bukan berarti semua haditsmenjadi tidak shahih bila tidak terdapat di dalam kedua kitab ini.

Sesungguhnya, kedua kitab ini hanya menghimpun sebagian kecil dari hadits-hadits yang shahih. Di luar kedua kitab ini, masih banyak lagi hadits yang shahih.

Keberadaan kedua kitab itu meski sudah banyak bermanfaat, namun masih diperlukan kerja keras para ulama untuk mengumpulkan semua hadits yang ada di muka bumi, lalu satu per satu diteliti para perawinya. Dan seluruhnya disusun di dalam suatu database. Sehingga setiap kali kita menemukan suatu hadits, kita bisa lakukan searching, lalu tampil matan-nya beserta para perawinya dengan lengkap mulai dari level shahabat hingga level terakhir, sekaligus juga catatan rekord tiap perawi itu secara legkap sebagaimana yang sudah ditulis oleh para ulama.

Yang sudah ada sekarang ini baru program sebatas hadits-hadits yang ada di dalam 9 kitab saja, yang dikenal dengan kutubus-sittah. Program ini sudah lumayan membantu, karena bisa dikemas dalam satu keping CD saja. Bahkan Kementerian Agama, Wakaf, Dakwah dan Irsyad Saudi Arabia membuka situs yang memuat database kesembian kitab hadits ini, sehingga bisa diakses oleh siapa saja dan dari mana saja di seluruh dunia secara gratis.
http://hadith.al-Islam.com

Sayangnya, hadits-hadits yang ada di program ini masih terbatas pada 9 kitab hadits saja, meski sudah dilengkapi dengan kitab-kitab penjelasnya . Padahal ada begitu banyak hadits yang belum tercantum di dalam kutubus-sittah. Lagi pula program itu pun belum dilengkapi dengan al-hukmu ‘alal hadits. Baru sekedar membuat database hadits yang terdapat di 9 kitab itu. Dan meski setiap hadits itu sudah dilengkapi nama-nama perawinya, namun belum ada hasil penelitian atas status para perawi itu. Jadi hadits-hadits itu masih boleh dibilang mentah.

Proyek ini cukup besar untuk bisa dikerjakan oleh perorangan. Harus ada kumpulan team yang terdiri dari ribuan ulama hadits dengan spesifikasi ekspert. Mereka harus bekerja full-time untuk jumlah jam kerja yang juga besar. Tentu saja masalah yang paling besar adalah anggaran.

Sampai hari ini, sudah ada beberapa lembaga yang merintisnya. Para ulama di Al-Azhar Mesir, para ulama di Kuwait, para ulama di Saudi dan di beberapa tempat lain, masing-masing sudah mulai mengerjakan. Sayangnya hasilnya belum juga nampak. Barangkali karena mereka bekerja sendiri-sendiri dan tidak melakukan sinergi. Padahal kalau semua potensi itu disatukan dalam sebuah managemen profesioal, insya Allah kita bisa menyumbangkan sesuatu yang berharga di abad 15 hijriyah ini.

Hitung-hitung sebagai kado untuk kebangkitan Islam yang sudah sejak lama didengung-dengungkan itu. Sebuah warisan pekerjaan dari generasi lampau untuk kita demi mencapai
masterpiece.

Wallahu a’lam bishshawab wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc

Sumber Membedakan Hadist Palsu,dhaif Dan Shahih…!? : http://www.salaf.web.id
Diposkan oleh Kaos Palestina di 19.40

Belajar Menarik Pusaka

praktek mencoba menarik barang gaib dan amalan dari internet (bagus juga amalannya)

Benda-benda yang tersimpan di alam gaib sesungguhnya bukanlah benda gaib. Tetapi benda buatan manusia atau bentukan alam yang tersimpan di dimensi alam gaib.
Untuk mendapatkan benda tersebut,dilakukan dengan cara tertentu.
Biasanya,sebelum melakukan penarikan benda pusaka gaib,seseorang akan terlebih dulu berpuasa. Seperti puasa mutih ( hanya makan nasi putih dan air putih ) selama beberapa hari. Atau juga puasa pati geni ( tidak memakan makanan yang telah diolah/dimasak ) juga ada puasa ngebleng ( tidak makan dan minum sama sekali ).
Semua tergantung niat dan usaha dari seseorang tersebut. Tujuan puasa disini,menurut pengertian paranormal adalah untuk memancarkan aura positif dan bisa bersinergi dengan benda yang akan ditarik. ;;)

Syarat yang harus dimiliki seseorang yang ingin menarik benda pusaka :
.1 Yakin dan percaya kepada Allah. Selalu meminta perlindungan-Nya dalam segala kondisi. Yakin bahwa segala benda dan makhluk di semesta ini adalah milik-Nya. ( Jadi memohonlah kepada-Nya,bukan kepada jin/setan ).
2. Mempunyai minimal ilmu tenaga dalam atau bisa juga jika mempunyai indera ke-enam yang aktif.
3. Kuat mental dan fisik.
4. Jika memang diperlukan,meminta bantuan pendamping yang akan mem-back up jika terjadi sesuatu.
Berikut mantra-mantra untuk menarik benda/pusaka gaib :

1. MANTRA MEMEDI PUTIH
" Wewe putih metu maring lor kidul wetan. Sing manjhing sing urung niate kungkuban.
Adoh basa basanin irung kiwa tengen. Metu bende metu mirah salulung dewe.
Adoh-adohan wewe putih cedik niat ingsun. Sir sir sir maring badan sakelirku. "

Mantra diatas atau yang juga disebut mantra wewe putih berguna untuk membuka alam makhluk halus berupa memedi yang sering menyimpan dan menyembunyikan benda-benda di alam gaib. Dengan membaca mantra ini,memedi putih akan membukakan jalan untuk mendapatkan benda yang kita ingin.
Mantra ini diucapkan ditempat-tempat angker yang diyakini terdapat banyak "penghuni" nya.
Mantra diucapkan saat tengah malam pada hari baik seperti Kajeng Kliwon,Jum'at Kliwon atau malam 1 suro dengan membakar kemenyan.

2. DANYANGAN MANAK.
" Upetku danyangan wisesa. Abdu tunggul jabait tunggal,jalaik sijalak jaya.
Laku wenang susut amput tumiba abang. Lawe benang sabeteke segara asat.
Sabateka gunung bubruk. Lampahe katong umurusuk sangkuli jampae.
Daja dajulimu sesebupata tapi alaik. "

Untuk menarik benda yang berada di pesisir pantai,mantra yang digunakan adalah Danyangan manak. Kekuatan mantra ini dapat membuka dimensi alam gaib dan meluluhkan hati sang penjaga benda tersebut.
Lelaku menarik benda gaib dengan cara ini memakai sarana bunga cempaka putih dan kuning,satu kendi air yang ditetesi minyak melati. Taburkan bunga dan tuangkan air melati di seluruh areal yang benda gaibnya akan ditarik.
Setelah mantra diucapkan,maka Danyangan Manak akan membantu mencarikan benda dan permata yang berada dialam gaib. Jika muncul,benda ini harus segera dibungkus kain putih agar tidak menghilang kembali. Untuk itu,tuangkan minyak melati ke kain putih dan ucapkan mantra Danyangan Manak sebanyak tujuh kali.

3. MANTRA MELIWIS SEWU.
" Aji ajiku meliwis sewu,mbok arijat kiwa tengen.
Sebahu sebopoku,sebahu sebiyangku,canting cedok wilah jati.
Ayun ayunan lambe ireng,tengah kala sungsang
Ngarab ngilut angina sakelir
Ngidul mebaret kulon, wetan mebaret mebalik kangan rah
Sriyep sriyep mliwis putih naut pupulan papat gaib
Limang gaib pitung gaib sakelir syuh. "

Mantra ini khusus digunakan untuk menarik benda yang berupa keris,tombak atau senjata tajam lain yang berumur lebih dari seratus tahun karena kekuatan ajian MEliwis Sewu memiliki kekuatan menarik hawa gaib tanah sehingga keris,tombak dan pusaka lainnya naik ke permukaan.
Ajian ini bisa dikuasai siapapun asalkan dilakukan dengan niat tulus.
Untuk menguasai ajian ini dilakukan dengan ritual mandi di tiga pancuran yang berbeda. Setelah itu mencari pohon/tempat angker untk melakukan ritual.
Ditempat ini,dengan posisi duduk bersila,mantra diucapkan terus menerus disertai membakar kemenyan,dupa dan gula sambil menabur-naburkan bunga melati kearah depan.
Jika beruntung,dari dalam tanah akan muncul benda pusaka tersebut.
Sebaiknya segera ditangkap/diambil agar tidak menghilang lagi. :D

Mantra-mantra diatas didapat dari beberapa paranormal yang saya kenal.
Belum pernah saya praktekkan sendiri,tetapi teman saya pernah mencoba ajian Meliwis Sewu ini dan mendapatkan sebuah keris kecil. ( Sayangnya,teman saya belum mengijinkan untuk mengambil gambar keris tersebut ).:(

Intinya tetap bahwa,semua benda-benda gaib tetaplah menjadi milik Sang Pencipta.
Jadi tetap memohon dan memintalah kepada-Nya.
Ritual diatas hanyalah sebagai jalan pembuka untuk mempermudah mendapatkan benda gaib.
Soal dapat atau tidaknya,semua kehendak Allah.

Selamat mencoba

wong jowo

Belajar Menarik Pusaka

praktek mencoba menarik barang gaib dan amalan dari internet (bagus juga amalannya)

Benda-benda yang tersimpan di alam gaib sesungguhnya bukanlah benda gaib. Tetapi benda buatan manusia atau bentukan alam yang tersimpan di dimensi alam gaib.
Untuk mendapatkan benda tersebut,dilakukan dengan cara tertentu.
Biasanya,sebelum melakukan penarikan benda pusaka gaib,seseorang akan terlebih dulu berpuasa. Seperti puasa mutih ( hanya makan nasi putih dan air putih ) selama beberapa hari. Atau juga puasa pati geni ( tidak memakan makanan yang telah diolah/dimasak ) juga ada puasa ngebleng ( tidak makan dan minum sama sekali ).
Semua tergantung niat dan usaha dari seseorang tersebut. Tujuan puasa disini,menurut pengertian paranormal adalah untuk memancarkan aura positif dan bisa bersinergi dengan benda yang akan ditarik. ;;)

Syarat yang harus dimiliki seseorang yang ingin menarik benda pusaka :
.1 Yakin dan percaya kepada Allah. Selalu meminta perlindungan-Nya dalam segala kondisi. Yakin bahwa segala benda dan makhluk di semesta ini adalah milik-Nya. ( Jadi memohonlah kepada-Nya,bukan kepada jin/setan ).
2. Mempunyai minimal ilmu tenaga dalam atau bisa juga jika mempunyai indera ke-enam yang aktif.
3. Kuat mental dan fisik.
4. Jika memang diperlukan,meminta bantuan pendamping yang akan mem-back up jika terjadi sesuatu.
Berikut mantra-mantra untuk menarik benda/pusaka gaib :

1. MANTRA MEMEDI PUTIH
" Wewe putih metu maring lor kidul wetan. Sing manjhing sing urung niate kungkuban.
Adoh basa basanin irung kiwa tengen. Metu bende metu mirah salulung dewe.
Adoh-adohan wewe putih cedik niat ingsun. Sir sir sir maring badan sakelirku. "

Mantra diatas atau yang juga disebut mantra wewe putih berguna untuk membuka alam makhluk halus berupa memedi yang sering menyimpan dan menyembunyikan benda-benda di alam gaib. Dengan membaca mantra ini,memedi putih akan membukakan jalan untuk mendapatkan benda yang kita ingin.
Mantra ini diucapkan ditempat-tempat angker yang diyakini terdapat banyak "penghuni" nya.
Mantra diucapkan saat tengah malam pada hari baik seperti Kajeng Kliwon,Jum'at Kliwon atau malam 1 suro dengan membakar kemenyan.

2. DANYANGAN MANAK.
" Upetku danyangan wisesa. Abdu tunggul jabait tunggal,jalaik sijalak jaya.
Laku wenang susut amput tumiba abang. Lawe benang sabeteke segara asat.
Sabateka gunung bubruk. Lampahe katong umurusuk sangkuli jampae.
Daja dajulimu sesebupata tapi alaik. "

Untuk menarik benda yang berada di pesisir pantai,mantra yang digunakan adalah Danyangan manak. Kekuatan mantra ini dapat membuka dimensi alam gaib dan meluluhkan hati sang penjaga benda tersebut.
Lelaku menarik benda gaib dengan cara ini memakai sarana bunga cempaka putih dan kuning,satu kendi air yang ditetesi minyak melati. Taburkan bunga dan tuangkan air melati di seluruh areal yang benda gaibnya akan ditarik.
Setelah mantra diucapkan,maka Danyangan Manak akan membantu mencarikan benda dan permata yang berada dialam gaib. Jika muncul,benda ini harus segera dibungkus kain putih agar tidak menghilang kembali. Untuk itu,tuangkan minyak melati ke kain putih dan ucapkan mantra Danyangan Manak sebanyak tujuh kali.

3. MANTRA MELIWIS SEWU.
" Aji ajiku meliwis sewu,mbok arijat kiwa tengen.
Sebahu sebopoku,sebahu sebiyangku,canting cedok wilah jati.
Ayun ayunan lambe ireng,tengah kala sungsang
Ngarab ngilut angina sakelir
Ngidul mebaret kulon, wetan mebaret mebalik kangan rah
Sriyep sriyep mliwis putih naut pupulan papat gaib
Limang gaib pitung gaib sakelir syuh. "

Mantra ini khusus digunakan untuk menarik benda yang berupa keris,tombak atau senjata tajam lain yang berumur lebih dari seratus tahun karena kekuatan ajian MEliwis Sewu memiliki kekuatan menarik hawa gaib tanah sehingga keris,tombak dan pusaka lainnya naik ke permukaan.
Ajian ini bisa dikuasai siapapun asalkan dilakukan dengan niat tulus.
Untuk menguasai ajian ini dilakukan dengan ritual mandi di tiga pancuran yang berbeda. Setelah itu mencari pohon/tempat angker untk melakukan ritual.
Ditempat ini,dengan posisi duduk bersila,mantra diucapkan terus menerus disertai membakar kemenyan,dupa dan gula sambil menabur-naburkan bunga melati kearah depan.
Jika beruntung,dari dalam tanah akan muncul benda pusaka tersebut.
Sebaiknya segera ditangkap/diambil agar tidak menghilang lagi. :D

Mantra-mantra diatas didapat dari beberapa paranormal yang saya kenal.
Belum pernah saya praktekkan sendiri,tetapi teman saya pernah mencoba ajian Meliwis Sewu ini dan mendapatkan sebuah keris kecil. ( Sayangnya,teman saya belum mengijinkan untuk mengambil gambar keris tersebut ).:(

Intinya tetap bahwa,semua benda-benda gaib tetaplah menjadi milik Sang Pencipta.
Jadi tetap memohon dan memintalah kepada-Nya.
Ritual diatas hanyalah sebagai jalan pembuka untuk mempermudah mendapatkan benda gaib.
Soal dapat atau tidaknya,semua kehendak Allah.

Selamat mencoba

Selasa, 10 Maret 2015

Alasan Haramnya Merayakan Ulang Tahun / HBD bagi yang merasa Muslim.
Ingin rasanya selalu menunjukkan rasa sayang kita kepada orang-orang yang kita Cintai, selalu mengingatnya di setiap tahun, yang bahkan seharusnya di setiap menit, hari, bulan dan pastinya disetiap sujud Kita dikala menghadap keharibaan-Nya.
Namun sayang Rasa Cinta yang kita perlihatkan terkadang harus bertentangan dengan Ketentuan Allah dan Rasul-Nya seperti halnya Ulang Tahun yang ternyata bertentangan dengan Aqidah kita sebagai seorang Muslim. inilah beberapa alasan mengapa Muslim Haram merayakan Ulang tahun :
1. Ulang Tahun adalah Salah satu bentuk Ibadah kaum nasrani dan Yahudi salah satu contohnya adalah NATAL yang seperti kita ketahui itu adalah Ibadah kaum nasrani dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus,
dan Rasulullah pernah Bersabda "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu." (H.R Abu Daud).
Jadi Jika melihat Konteks Hadit's diatas maka jelas bagi yang merayakan Ulang Tahun maka Rasulullah menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari kaum nasrani dan yahudi.
2. Salah satu cara kaum Nasrani dan Yahudi untuk menghancurkan Aqidah Umat Islam adalah menyamarkan suatu Ibadah mereka sehingga kita mengikutinya tanpa kita sadari salah satunya adalah Ulang Tahun. hal ini di tegaskan dalam sebuah keterangan yang Berbunyi ;
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”[4 HR. Muslim no. 2669]
3. Sampai Qiamat kaum nasrani dan Yahudi akan terus merongrong Umat Islam dengan berbagai cara agar kita semakin jauh dari Agama kita. dan Allah telah menegaskan itu dalam Al Qur'an

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ



"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.." (al Baqarah 120)
4. Jangan sampai Allah melepas kita karena kita tidak mengikuti petunjuk yang telah jelas haram halalnya karena jika kita masih memungkiri kebenaran yang telah jelas benar nya maka Allah tidak akan pernah menjadi pelindung kita lagi.

قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu" (Al-Baqarah: 120)

Jadi masihkan kita memungkiri bahwa Ulang tahun itu Boleh bahkan mungkin di anjurkan sedangkan telah jelas Allah dan Rasul-Nya melarang kita untuk mengikuti jejak kaum nasrani dan yahudi yang akan membawa kita kepada kebinasaan dan Azab Allah SWT. Maka ketika kita yakin Bahwa itu adalah Ibadah mereka dan kita pun mempunyai Cara Ibadah yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka katakanlah

"Bagiku Agamaku dan bagimu Agamamu "

Konsep Bekerja Menurut Pandangan Islam
Oleh:
Hj. Ahmad bin Hj. Awang
Institut Dakwah Dan Latihan Islam, BAHEIS
________________________________________
Pendahuluan:
Tidak ada siapa yang akan mempertikaikan jika ada yang mengatakan bahawa setiap orang mahu bekerja atau mendapatkan pekerjaan untuk menjamin kehidupannya. Kalau kita ambil contoh dari golongan belia, baik yang berpelajaran menengath atau tinggi sama ada mereka yang gagal dan tidak pernah bersekolah langsung, semuanya bercita-cita untuk mendapat pekerjaan atau boleh bekerja bagi menampung keperluan hidupnya sendiri atau keluarganya.
Adakah bekerja itu boleh dipandang sebagai suatu kewajipan atau tanggungjawab yang mempunyai tujuan yang lebih luas? Tetapi apakah yang bekerja itu hanya sekadar untuk menampung dan menjamin kehidupan di dunia ini. Soalan ini perlulah kita jawab dengan memahami konsep kerja menurut pandangan Islam.
Pengertian Kerja:
Kerja atau amal menurut Islam dapat diertikan dengan makna yang umum dan makna yang khusus. Amal dengan makna umum ialah melakukan atau meninggalkan apa jua perbuatan yang disuruh atau dilarang oleh agama yang meliputi perbuatan baik atau jahat. Perbuatan baik dinamakan amal soleh dan perbuatan jahat dinamakan maksiat.
Adapun kerja atau amal dengan maknanya yang khusus iaitu melakukan pekerjaan atau usaha yang menjadi salah satu unsur terpenting dan titik tolak bagi proses kegiatan ekonomi seluruhnya. Kerja dalam makna yang khusus menurut Islam terbahagi kepada:
1. Kerja yang bercorak jasmani (fizikal)
2. Kerja yang bercorak aqli/fikiran (mental)
Dari keterangan hadis-hadis Rasulullah (s.a.w), terdapat kesimpulan bahawa konsep kerja menurut Islam adalah meliputi segala bidang ekonomi yang dibolehkan oleh syarak sebagai balasan kepada upah atau bayaran, sama ada kerja itu bercorak jasmani (flzikal) seperti kerja buruh, pertanian, pertukangan tangan dan sebagainya atau kerja bercorak aqli (mental) seperti jawatan pegawai, baik yang berupa perguruan, iktisas atau jawatan perkeranian dan teknikal dengan kerajaan atau swasta. Antara hadis-hadis tersebut ialah:
"Tidaklah ada makanan seseorang itu yang lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil usaha tangannya sendiri". (Riwayat al-Bukhari)
Selain daripada itu para sahabat menggunakan perkataan pekerja (amil) untuk jawatan orang yang ditugaskan menjadi petugas pemerintahan umpamanva kadi, gabenor dan sebagainya. Oleh yang demikian segala kerja dan usaha yang dibolehkan oleh syarak baik yang bersifat kebendaan atau abstrak atau gabungan dan kedua-duanya adalah dianggap oleh Islam sebaga "kerja". Segala kerja yang bermanfaat Islam dan yang sekecil-kecilnya seperti menyapu longkang hingga kepada yang sebesar-besarnya seperti menjadi menteri atau kepala negara adalah merupakan kerja atau amal sekalipun ianya berlainan peringkat dan kelayakan yang diperlukan untuknya. Berdasarkan konsep ini maka menurut pandangan Islam, masyarakat seluruhnya dan semua peringkat adalah pekerja.
Oleh yang demikian konsep kerja seperti ini membawa implikasi sosial yang penting, antaranya:
1. Bahawa asal manusia adalah sama sebagai manusia dan pekerja yang mempunyai kemuliaan dan kehormatan sekalipun perbezaan itu tidaklah merupakan keistimewaan satu pihak terhadap yang lain.
2. Para pekerja bukanlah hanya satu kelompok dari masyarakat, bahkan mereka adalah semua anggota masyarakat. Jadi mengikut konsep Islam bahawa masyarakat itu adalah tersusun atau terbentuk dari kerjasama antara sesama para pekerja di dalamnya, bukan terdiri dari kumpulan para pekerja dan para majikan seperti yang difahami menurut sistem ekonomi komunis atau kapitalis.
Kerja Menurut Tuntutan Islam:
Islam menjadikan kerja sebagai tuntutan fardu atas semua umatnya selaras dengan dasar persamaan yang diisytiharkan oleh Islam bagi menghapuskan sistem yang membeza-bezakan manusia mengikut darjat atau kasta dan warna kulit. Firman Allah yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu daripada lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan berpuak-puak supava kamu berkenal-kenalan. Sesungguhnya orang yang termulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang taqwa." (al-Hujurat: 13)
Dengan menggunakan segala unsur-unsur perbezaan darjat atau warna kulit itu maka jadilah kerja menurut Islam suatu tuntutan kewajipan yang menyeluruh atas setiap orang yang mampu bekerja untuk mencapai kebahagiaan individu dan juga masyarakat. Jadi tidaklah kerja itu hanya khusus untuk golongan hamba abdi seperti sebelumnya.
Firman Allah bermaksud:
"Dan katakanlah wahai Muhammad, beramallah kamu akan segala apa yang diperintahkan, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan." (al-Taubah: 105)
Islam juga meningkatkan tuntutan kerja itu hingga ke tahap kewajipan agama. Oleh itu tahap iman sentiasa dikaitkan oleh al-Quran dengan amal soleh atau perbuatan baik. Ini bererti Islam itu adalah akidah yang mesti diamalkan dan amalan yang mesti berakidah secara tidak terpisah. Seperti firman Allah bermaksud:
"Demi masa, sesungguhnya sekalian manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh". (al-Asr: 1-3)

Kerja Sebagai Sumber Nilai:
Islam menjadikan kerja sebagai sumber nilai insan dan ukuran yang tanggungjawab berbeza. Firman Allah bermaksud:
"Dan bahawa sesungguhnya tidak ada balasan bagi seseorang itu melainkan balasan apa yang diusahakan". (al-Najm: 39)
Firman-Nya lagi bermaksud:
"Dan bagi tiap-tiap seseorang beberapa darjat tingkatan balasan disebabkan amal yang mereka kerjakan dan ingatlah Tuhan itu tidak lalai dari apa yang mereka lakukan". (al-An'am: 132)
Kerja sebagai sumber nilai manusia bererti manusia itu sendiri menentukan nilai atau harga ke atas sesuatu perkara itu. Sesuatu perkara itu pada zatnya tidak ada apa-apa nilai kecuali kerana nisbahnya kepada apa yang dikerjakan oleh manusia bagi menghasil, membuat, mengedar atau menggunakannya. Kerja juga merupakan sumber yang objektif bagi penilai prestasi manusia berasaskan segi kelayakan. Oleh yang demikian Islam menentukan ukuran dan syarat-syarat kelayakan dan juga syarat-syarat kegiatan bagi menentukan suatu pekerjaan atau jawatan itu supaya dapat dinilai prestasi kerja seseorang itu. Dengan cara ini, Islam dapat menyingkirkan perasaan pilih kasih dalam menilai prestasi seseorang sama ada segi sosial, ekonomi dan politik.







Kerja Sebagai Sumber Pencarian:
Islam mewajibkan setiap umatnya bekerja untuk mencari rezeki dan pendapatan bagi menyara hidupnya. Islam memberi berbagai-bagai kemudahan hidup dan jalan-jalan mendapatkan rezeki di bumi Allah yang penuh dengan segala nikmat ini. Firman-Nya bermaksud:
"Dan sesungguhnya Kami telah menetapkan kamu (dan memberi kuasa) di bumi dan Kami jadikan untuk kamu padanya (berbagai-bagai jalan) penghidupan." (al-A'raf: 168)
Dan firman-Nya lagi bermaksud:
"Dialah yang menjadikan bumi bagi kamu mudah digunakan, maka berjalanlah di merata-rata ceruk rantaunnya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah dan kepada-Nya jualah dibangkitkan hidup semula." (al-Mulk: 15)
Islam memerintahkan umatnya mencari rezeki yang halal kerana pekerjaan itu adalah bagi memelihara maruah dan kehormatan manusia. Firman Allah bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, makanlah dari apa yang ada di muka bumi yang halal lagi baik". (al-Baqarah: 168)
Sabda Nabi (s.a.w) bermaksud:
"Mencari kerja halal itu wajib atas setiap orang Islam."
Oleh yang demikian Islam mencela kerja meminta-minta atau mengharapkan pertolongan orang lain kerana ianya boleh merendahkan harga diri atau maruah. Dalam sebuah hadis Rasulullah (s.a.w) bermaksud:
"Bahawa sesungguhnya seseorang kamu pergi mengambil seutas tali kemudian mengikat seberkas kayu api lalu menjualnya hingga dengan sebab itu ia dapat memelihara harga dirinya, adalah lebih baik daripada ia pergi meminta-minta kepada orang sama ada mereka rnemberinya atau menolaknya."
Kerja Sebagai Asas Kemajuan Umat:
Islam mewajibkan kerja untuk tujuan mendapatkan mata pencarian hidup dan secara langsung mendorongkan kepada kemajuan sosioekonomi. Islam mengambil perhatian yang bersungguh-sungguh terhadap kemajuan umat kerana itu ia sangat menekankan kemajuan di peringkat masyarakat dengan menggalakkan berbagai kegiatan ekonomi sama ada di sekitar pertanian, perusahaan dan perniagaan. Dalam hadis Rasulullah (s.a.w) sangat ketara dorongan ke arah kemajuan ekonomi di sektor tersebut, sebagai contoh:
1. Di bidang Pertanian
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud:
"Tidaklah seseorang mukmin itu menyemai akan semaian atau menanam tanaman lalu dimakan oleh burung atau manusia melainkan ianya adalah menjadi sedekah".
2. Di bidang Perusahaan
Sabda Rasulullah s.a.w. bermaksud:
"Sebaik usaha ialah usaha seorang pengusaha apabila ia bersifat jujur dan nasihat- menasihati.
3. Di bidang Perniagaan
Rasulullah (s.a.w) pernah meletakkan para peniaga yang jujur dan amanah kepada kedudukan yang sejajar dengan para wali, orang-orang yang benar, para syuhada' dan orang-orang soleh dengan sabda bermaksud:
"Peniaga yang jujur adalah bersama para wali, orang-orang siddiqin, para syuhada' dan orang-orang soleh".
Baginda juga menyatakan bahawa sembilan persepuluh daripada rezeki itu adalah pada perniagaan.
Islam Menolak Pengangguran:
Islam menuntut umatnya bekerja secara yang disyariatkan atau dibenarkan menurut syarak bagi menjamin kebaikan bersama dengan mengelakkan dari meminta-minta dan sebaliknya hendaklah berdikari. Islam sentiasa memandang berat dan menyeru umatnya untuk bekerja dan berusaha mencari rezeki melalui dua pendekatan berikut:
Islam melarang dan mencegah umatnya meminta-minta dan menganggur. Banyak hadis Nabi (s.a.w) mengenai larangan berusaha cara meminta. Baginda sering benar mengarahkan orang yang datang meminta, supaya mereka bekerja umpamanya, suatu ketika seorang fakir datang meminta-minta kepada baginda lalu baginda bertanya: "Adakah anda memiliki sesuatu?" "Tidak", kata lelaki itu. Baginda bertanya lagi dengan bersungguh-sungguh, lalu lelaki itu menjawab: "Saya ada sehelai hamparan yang separuhnya kami jadikan alas duduk dan separuhnya lagi kami buat selimut dan ada sebuah mangkuk yang kami gunakan untuk minum".Maka baginda bersabda kepadanya: "Bawakan kedua-dua benda itu kepada saya". Lalu dibawanya kedua-dua barang itu, kemudian Nabi tunjukkan barang itu kepada orang yang berada di sisi baginda kalau ada sesiapa yang hendak membelinya. Akhirnya baginda dapat menjualnya dengan harga dua dirham dan diberikan wang tersebut kepada lelaki itu sambil baginda berkata: "Belilah makanan untuk keluargamu dengan satu dirham manakala satu dirham lagi belikanlah sebilah kapak". Kemudian Rasulullah (s.a.w) meminta lelaki itu datang lagi, lalu lelaki itupun datang dan baginda telah membubuhkan hulu kapak itu dan menyuruh lelaki itu pergi mencari kayu api sambil baginda mengatakan kepada lelaki itu supaya lelaki itu tidak akan berjumpa lagi dalam masa 15 hari. Lelaki itu pergi dan kembali lagi selepas 15 hari sambil membawa datang 10 dirham, lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, Allah telah memberkati saya pada kerja yang tuan suruh saya itu." Maka baginda Rasulullah (s.a.w) bersabda: "Itu adalah lebih baik daripada anda datang pada hari kiamat kelak sedang pada muka anda bertanda kerana meminta-minta.
Berdasarkan kepada banyak hadis mengenai perkara ini, para ulama membuat kesimpulan bahawa larangan meminta-minta itu bukanlah sekadar perintah bersifat akhlak sahaja bahkan orang yang menjadikan kerja meminta-minta itu sebagai "profesion", hendaklah dikenakan hukuman yang berpatutan.
Kesimpulan:
Berdasarkan kepada keterangan ayat-ayat al-Quran dan hadis Rasulullah (s.a.w) dengan huraian-huraian seperti yang disebutkan dapatlah dibuat kesimpulan bahawa Islam sangat mengambil berat terhadap "kerja" dengan menjelaskan konsep kerja itu dan kedudukannya yang tinggi dalam ajaran Islam. Ringkasnya, kita dapat simpulkan seperti berikut:-
1. Kerja menurut konsep Islam adalah segala yang dilakukan oleh manusia yang meliputi kerja untuk dunia dan kerja untuk akhirat.
2. Kerja untuk kehidupan dunia sama ada yang bercorak aqli/mental (white collar job) atau bercorak jasmani (blue collar job) adalah dipandang sama penting dan mulia di sisi Islam asal sahaja dibolehkan oleh syarak.
3. Islam mewajibkan kerja ke atas seluruh umatnya tanpa mengira darjat, keturunan atau warna kulit, kerana seluruh umat manusia adalah sama di sisi Allah, melainkan kerana taqwanya.
4. Masyarakat Islam adalah sama-sama bertanggungjawab dan bekerjasama melalui kerja masing-masing. Berdasarkan kebolehan dan kelayakan serta kelayakan bidang masing-masing kerana segala kerja mereka adalah bersumberkan iman dan bertujuan melaksanakan amal soleh.
5. Kerja adalah asas penilaian manusia dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya sebagai khalifah Allah dan hamba-Nya untuk memakmurkan bumi ini dan sekaligus pula beribadat kepada Allah, Tuhan Pencipta alam.
6. Kerja merupakan cara yang tabi'i untuk manusia mencari nafkah bagi menyara hidup dan keluarga melalui berbagai sektor pekerjaan dan perusahaan yang sedia terbuka peluangnya dengan persediaan dan kemudahan alam yang Allah sediakan di atas muka bumi ini.
7. Islam melarang/menolak pengangguran kerana ia akan mendedahkan kepada kelemahan dan kefakiran dan jatuhnya maruah diri/ummah, kerana Islam menghendaki setiap umatnya bermaruah dan berdikari, tidak meminta-minta dan berharap kepada bantuan dan belas kasihan orang lain, bahkan sebaliknya hendaklah menjadi umat yang kuat dan mampu membela mereka yang lemah dan tertindas agar seluruh manusia menikmati keadilan dan rahmat yang dibawa oleh Islam sebagai agama atau "ad-Din" yang tertinggi dan mengatasi seluruh kepercayaan dan ideologi manusia. Firman Allah S.W.T bermaksud: "Dialah Allah yang mengutuskan Rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (Islam) supaya ia meninggikan atas segala agama yang lain, walaupun orang musyrik membencinya"